Jumat, 26 April 2013

KONDISI MASYARAKAT DESA JAYARAKSA



Desa Jayaraksa adalah merupakan desa pemekaran dari desa Beber yang beroperasi mulai dari bulan Juli 2008 dengan dikepalai oleh seorang Kepala Desa PJS Sdr. SYAHAKIK BALHI pejabat dari desa Induk Beber yang berasal dari staf desa dari Kaur Kesra.
Adapun situasi dan kondisi desa Jayaraksa baik dalam bidang fisik maupun sosial budaya dan tingkat ekonomi masyarakat masih perlu adanya bimbingan dan bantuan baik dari tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat dimana masih belum tersentuhnya pemerataan pembangunan di segala bidang. Didasari  oleh kurangnya pelayanan dan pemerataan dalam pembangunan di wilyah desa Beber dikarenakan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk  dan luasnya  wilayah desa Beber,  sehingga para tokoh khususnya dari 4 kedusunan mengadakan musyawarah  tentang guna peningkatan pelayanan dan pemerataan pembangunan maka disepakati mengajukan permohonan Pemekaran Desa kepada Kepala desa yang pada waktu itu dijabat oleh Kepala Desa yang bernama M.Ali Nurdin.
Masyarakat di desa ini mayoritas menggunakan bahasa Sunda. Walaupun menggunakan bahasa Sunda, sebagian dari mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan penyebab hal tersebut, yaitu sebagian warga sudah mengenyam pendidikan dan bahkan sampai tingkat Perguruan Tinggi. Adapun sebagian warga yang dapat berbahasa Jawa atau setidaknya mengerti dikarenakan ada sebagian warga yang bekerja di luar desa, seperti daerah Jawa Tengah yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa. Hal lainnya adalah karena desa ini terletak di Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan Jawa Tengah yang menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya.
Kondisi rumah warga di desa ini sudah memiiki rumah permanen walaupun masih terdapat sebagian warga di beberapa dusun yang masih memiliki rumah semi permanen. Kondisi jalan di desa ini sebagian sudah menggunakan aspal, sebagaian masih berupa tanah dan bebatuan.
Kondisi masyarakat desa Jayaraksa pada umumnya berpenghasilan tidak terlalu tinggi. Namun angka buta huruf baik latin ataupun arab sudah dapat dikatakan hampir tidak ada. 80% masyarakatnya sudah menginginkan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Pola pikir masyarakat desa Jayaraksa pada umumnya sudah menginginkan perubahan menuju kemajuan.
Mata pencaharian warga desa ini sangat bermacam, mulai dari sektor agraria, peternakan (ayam), perikanan, perdagangan dan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh pabrikan dan buruh bangunan. Mata pencaharian warga adalah bertani. Mulai dari pemilik lahan dan buruh tani yang mengolah lahan. Pengolahan persawahan di desa ini masih menggunakan tenaga manusia dan hewan (kerbau) walaupun sebagian ada yang menggunakan tenaga mesin, seperti traktor. Para petani (pemilik lahan) yang menentukan jenis bibit, jenis pupuk dan jenis perawatan (pembasmi hama) yang digunakan; mereka biasa membeli pupuk dan bahan untuk perawatan tanaman yang banyak dijual hampir di setiap dusun. Sedangkan para buruh tani bertugas untuk mengolah lahan. Pembagian upah dihitung per-hari. Bentuknya dapat berupa uang maupun hasil panen. Untuk menggiling dan menjual hasil panenan, para petani dapat menggunakan jasa penggilingan di beberapa dusun, dengan harga yang berbeda di setiap tempat penggilingan. Mulai dari Rp. 25/ Kg sampai Rp. 300/Kg. penghasilan yang didapat dari pemilik rumah penggilingan gabah dari hasil menggiling gabah tergantung dari musim panen dan hari raya, misal di musim panen mereka mendapat omset sampai 300-500 Kwintal gabah per hari. Mereka juga mendapatkan keuntungan dari menjual ampas penggilingan gabah yang dapat dijual dan biasa digunakan untuk pakan ternak (ayam dan ikan) kepada para peternak. Untuk warga yang bermata pencaharian sebagai peternak ayam mereka memelihara ternak ayam pedaging. Sedangkan yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan, ikan  yang dibudidaya ada bermacam-macam, seperti lele, mujair, nila, dan gurame. Sebagian warga juga memiliki lahan perkebunan, seperti kelapa, pisang dan salak. Ada juga warga yang mendapatkan pemasukan dari hasil perhutani, yaitu dengan menanam pohon sengon (pohon albasiah) untuk dijual. Sebagian warga juga bekerja sebagai buruh pabrikan atau buruh bangunan. Untuk buruh pabrikan, biasanya mereka bekerja di luar desa atas ajakan saudara atau teman mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik. Dan untuk yang bekerja sebagai buruh bangunan, ada yang bekerja di dalam dan di luar desa untuk mengerjakan pembangunan suatu bangunan. Sebagian warga juga ada yang mencari pendapatan dari menjual kue, menjual bahan-bahan sembako di warung, pedagang keliling, karedok, bakso dan bahkan ada yang membudidayakan ‘toge lurus’ untuk dijual ke warung-warung. Untuk warga yang membudidayakan ‘toge lurus’, pemasarannya sudah sampai Ciamis dan Banjar.
Pengembangan sarana fisik di desa Jayaraksa terlaksana atas swadaya masyarakat yang bersinergis dengan pemerintahan desa. Disamping itu pengelolaan PNPM yang sudah cukup maju ikut membantu dalam membangun sarana fisik desa, dari mulai jalan beton, 4 unit gedung posyandu, 2 unit gedung PAUD, balai dusun dan sarana fisik lainnya. Pengelolaan PNPM itu dilakukan oleh para ibu rumah tangga yang aktif sebagai tim penggerak PKK.
Untuk kepercayaan yang dianut, seluruh warga menganut agama Islam. Di desa banyak terdapat pondok pesantren dan tempat pengajian agama. Warga desa ini kami katakana sangat aktif dalam kegiatan keagamaan.Setiap seminggu dan sebulan sekali di setiap dusun diadakan pengajian agama yang betermpat di Bale Dusun secara rutin. Masyarakat Jayaraksa dapat dikatakan sebagai masyarakat yang religius, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya aktifitas keagamaan dan kelompok kegiatan keagamaan di masyarakat.
Dalam sistem sosial Warga di desa ini menganut sistem Patrilineal dalam kekerabatannya. Untuk jumlah anak dari masing-masing keluarga 2 anak per-rumah tangga. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya dilakukan program Keluarga berencana (KB) yang sering dihimbau. Untuk program lainnya adalah  program BKB (Bina Keluarga Balita) semacam posyandu yang menjelaskan mengenai bagaimana membina keluarga dan balita. Di desa ini, ada sebagian warga yang menikah dengan orang luar desa dan bertempat tinggal di desa ini.
Disamping itu, para ibu rumah tangga, kader posyandu dan tim penggerak PKK memiliki banyak prestasi dalam berbagai perlombaan di kecamatan serta aktif dalam mensosialisasikan berbagai program pembangunan masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan penurunan angka kelahiran di desa Jayaraksa sebagai indikator dari suksesnya sosialisasi program KB.
Pada bidang pendidikan dasar seperti PAUD dan BKB Kemas merupakan pendidikan pra sekolah yang cukup pesat berkembang di Jayaraksa. Pengelolaannya dibawah para kader posyandu dibawah bimbingan puskesmas dan HIMPAUDI. 
Adapun pendidikan dasar di desa Jayaraksa hanya terdapat 2 buah sekolah negeri yang terdapat di pintu masuk desa yaitu di dusun Pasir gintung dan di ujung desa sebelah barat yaitu di dusun Mulyabakti.
Untuk kesehatan masyarakat warga desa ini kurang baik, karena desa ini pernah menjadi desa pandemik Cikunguya meskipun pada tahun 2013 ini kasus Cikungunya sudah tidak muncul. Sedangkan untuk pelayaan kesehatan masyarakat, desa ini cukup banyak terdapat posko kesehatan, seperti Pos KB, Posyandu, Poskesdes. Di desa ini juga terdapat Bidan yang melayani dan membantu masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pada tahun ini Desa Jayaraksa akan menjadi peserta lomba desa siaga. Pembenahan sudah mulai dilakukan namun untuk pelaksanaan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) masih belum optimal.
Dalam kegiatan keolahragaan, Warga di desa ini sangat aktif dalam kegiatan olahraga khususnya bola Volley. Di setiap dusun terdapat lapangan Volley dan masing-masing dusun sering mengadakan pertandingan antar dusun. Setiap sore hari, warga menyempatkan untuk berlatih dan bermain bola Volley. Desa ini sering menjuarai pertandingan bola Volley tingkat Kabupaten.
Kegiatan warga yang lainnya adalah berburu. Binatang buruannya, seperti bajing dan burung liar. Warga biasa berburu di hutan dsekitar desa. Mereka menggunakan senapan angina dan senapan api untuk berburu.
Di desa ini aktifitas Karang Tarunanya sangat aktif. Mereka sering mengadakan kegiatan-kegiatan, seperti penyuluhan dan pertandingan bola Volley antar dusun sampai antar desa.
Di desa Jayaraksa terdapat 1 sekolah dasar negeri yaitu SD 04 Beber yang terkenal dengan sekolah dasar volley. Hal itu dikarenakan sekolah ini terkenal dengan kejuaraan volley yang selalu diraih tiap tahunnya antar sekolah dasar se kabupaten Ciamis. Sekolah ini menerapkan regenerasi bakat-bakat volley dengan cara menerapkan ekstra kurikuler volley yang cukup ketat. 

Posted  By: KKN PPM STAI Putera Galuh Ciamis Tahun 2013
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar