Desa
Jayaraksa adalah merupakan desa pemekaran dari desa Beber yang beroperasi mulai
dari bulan Juli 2008 dengan dikepalai oleh seorang Kepala Desa PJS Sdr. SYAHAKIK
BALHI pejabat dari desa Induk Beber yang berasal dari staf desa dari Kaur Kesra.
Adapun
situasi dan kondisi desa Jayaraksa baik dalam bidang fisik maupun sosial budaya
dan tingkat ekonomi masyarakat masih perlu adanya bimbingan dan bantuan baik
dari tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat dimana masih belum tersentuhnya
pemerataan pembangunan di segala bidang. Didasari oleh kurangnya
pelayanan dan pemerataan dalam pembangunan di wilyah desa Beber dikarenakan
semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan luasnya wilayah desa
Beber, sehingga para tokoh khususnya dari 4 kedusunan mengadakan
musyawarah tentang guna peningkatan pelayanan dan pemerataan pembangunan
maka disepakati mengajukan permohonan Pemekaran Desa kepada Kepala desa yang
pada waktu itu dijabat oleh Kepala Desa yang bernama M.Ali Nurdin.
Masyarakat
di desa ini mayoritas menggunakan bahasa Sunda. Walaupun menggunakan bahasa
Sunda, sebagian dari mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan penyebab hal tersebut, yaitu
sebagian warga sudah mengenyam pendidikan dan bahkan sampai tingkat Perguruan
Tinggi. Adapun sebagian warga yang dapat berbahasa Jawa atau setidaknya mengerti
dikarenakan ada sebagian warga yang bekerja di luar desa, seperti daerah Jawa
Tengah yang mayoritas menggunakan bahasa Jawa. Hal lainnya adalah karena desa
ini terletak di Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan Jawa Tengah yang
menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya.
Kondisi rumah warga di desa ini sudah
memiiki rumah permanen walaupun masih terdapat sebagian warga di beberapa dusun
yang masih memiliki rumah semi permanen. Kondisi jalan di desa ini sebagian
sudah menggunakan aspal, sebagaian masih berupa tanah dan bebatuan.
Kondisi masyarakat desa Jayaraksa pada
umumnya berpenghasilan tidak terlalu tinggi. Namun angka buta huruf baik latin
ataupun arab sudah dapat dikatakan hampir tidak ada. 80% masyarakatnya sudah
menginginkan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya meskipun dalam
keterbatasan ekonomi. Pola pikir masyarakat desa Jayaraksa pada umumnya sudah
menginginkan perubahan menuju kemajuan.
Mata pencaharian warga desa ini sangat
bermacam, mulai dari sektor agraria, peternakan (ayam), perikanan, perdagangan
dan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh pabrikan dan buruh bangunan. Mata
pencaharian warga adalah bertani. Mulai dari pemilik lahan dan buruh tani yang
mengolah lahan. Pengolahan persawahan di desa ini masih menggunakan tenaga
manusia dan hewan (kerbau) walaupun sebagian ada yang menggunakan tenaga mesin,
seperti traktor. Para petani (pemilik lahan) yang menentukan jenis bibit, jenis
pupuk dan jenis perawatan (pembasmi hama) yang digunakan; mereka biasa membeli
pupuk dan bahan untuk perawatan tanaman yang banyak dijual hampir di setiap
dusun. Sedangkan para buruh tani bertugas untuk mengolah lahan. Pembagian upah
dihitung per-hari. Bentuknya dapat berupa uang maupun hasil panen. Untuk
menggiling dan menjual hasil panenan, para petani dapat menggunakan jasa
penggilingan di beberapa dusun, dengan harga yang berbeda di setiap tempat
penggilingan. Mulai dari Rp. 25/ Kg sampai Rp. 300/Kg. penghasilan yang didapat
dari pemilik rumah penggilingan gabah dari hasil menggiling gabah tergantung
dari musim panen dan hari raya, misal di musim panen mereka mendapat omset
sampai 300-500 Kwintal gabah per hari. Mereka juga mendapatkan keuntungan dari
menjual ampas penggilingan gabah yang dapat dijual dan biasa digunakan untuk
pakan ternak (ayam dan ikan) kepada para peternak. Untuk warga yang bermata
pencaharian sebagai peternak ayam mereka memelihara ternak ayam pedaging.
Sedangkan yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan, ikan yang
dibudidaya ada bermacam-macam, seperti lele, mujair, nila, dan gurame. Sebagian
warga juga memiliki lahan perkebunan, seperti kelapa, pisang dan salak. Ada
juga warga yang mendapatkan pemasukan dari hasil perhutani, yaitu dengan
menanam pohon sengon (pohon albasiah) untuk dijual. Sebagian warga juga bekerja
sebagai buruh pabrikan atau buruh bangunan. Untuk buruh pabrikan, biasanya
mereka bekerja di luar desa atas ajakan saudara atau teman mereka yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Dan untuk yang bekerja sebagai buruh bangunan, ada yang
bekerja di dalam dan di luar desa untuk mengerjakan pembangunan suatu bangunan.
Sebagian warga juga ada yang mencari pendapatan dari menjual kue, menjual
bahan-bahan sembako di warung, pedagang keliling, karedok, bakso dan bahkan ada
yang membudidayakan ‘toge lurus’ untuk dijual ke warung-warung. Untuk warga
yang membudidayakan ‘toge lurus’, pemasarannya sudah sampai Ciamis dan Banjar.
Pengembangan sarana fisik di desa
Jayaraksa terlaksana atas swadaya masyarakat yang bersinergis dengan
pemerintahan desa. Disamping itu pengelolaan PNPM yang sudah cukup maju ikut
membantu dalam membangun sarana fisik desa, dari mulai jalan beton, 4 unit
gedung posyandu, 2 unit gedung PAUD, balai dusun dan sarana fisik lainnya.
Pengelolaan PNPM itu dilakukan oleh para ibu rumah tangga yang aktif sebagai
tim penggerak PKK.
Untuk
kepercayaan yang dianut, seluruh warga menganut agama Islam. Di desa banyak
terdapat pondok pesantren dan tempat pengajian agama. Warga desa ini kami
katakana sangat aktif dalam kegiatan keagamaan.Setiap seminggu dan sebulan
sekali di setiap dusun diadakan pengajian agama yang betermpat di Bale Dusun
secara rutin. Masyarakat Jayaraksa dapat dikatakan sebagai masyarakat yang
religius, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya aktifitas keagamaan dan
kelompok kegiatan keagamaan di masyarakat.
Dalam sistem
sosial Warga di desa ini menganut sistem Patrilineal dalam kekerabatannya.
Untuk jumlah anak dari masing-masing keluarga 2 anak per-rumah tangga. Hal ini
dikarenakan oleh banyaknya dilakukan program Keluarga berencana (KB) yang
sering dihimbau. Untuk program lainnya adalah program BKB (Bina Keluarga
Balita) semacam posyandu yang menjelaskan mengenai bagaimana membina keluarga
dan balita. Di desa ini, ada sebagian warga yang menikah dengan orang luar desa
dan bertempat tinggal di desa ini.
Disamping
itu, para ibu rumah tangga, kader posyandu dan tim penggerak PKK memiliki
banyak prestasi dalam berbagai perlombaan di kecamatan serta aktif dalam
mensosialisasikan berbagai program pembangunan masyarakat. Hal tersebut terbukti
dengan penurunan angka kelahiran di desa Jayaraksa sebagai indikator dari
suksesnya sosialisasi program KB.
Pada bidang pendidikan dasar seperti PAUD
dan BKB Kemas merupakan pendidikan pra sekolah yang cukup pesat berkembang di
Jayaraksa. Pengelolaannya dibawah para kader posyandu dibawah bimbingan
puskesmas dan HIMPAUDI.
Adapun
pendidikan dasar di desa Jayaraksa hanya terdapat 2 buah sekolah negeri yang
terdapat di pintu masuk desa yaitu di dusun Pasir gintung dan di ujung desa
sebelah barat yaitu di dusun Mulyabakti.
Untuk
kesehatan masyarakat warga desa ini kurang baik, karena desa ini pernah menjadi
desa pandemik Cikunguya meskipun pada tahun 2013 ini kasus Cikungunya sudah
tidak muncul. Sedangkan untuk pelayaan kesehatan masyarakat, desa ini cukup banyak
terdapat posko kesehatan, seperti Pos KB, Posyandu, Poskesdes. Di desa ini juga
terdapat Bidan yang melayani dan membantu masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pada tahun
ini Desa Jayaraksa akan menjadi peserta lomba desa siaga. Pembenahan sudah
mulai dilakukan namun untuk pelaksanaan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
masih belum optimal.
Dalam
kegiatan keolahragaan, Warga di desa ini sangat aktif dalam kegiatan olahraga
khususnya bola Volley. Di setiap dusun terdapat lapangan Volley dan masing-masing
dusun sering mengadakan pertandingan antar dusun. Setiap sore hari, warga
menyempatkan untuk berlatih dan bermain bola Volley. Desa ini sering menjuarai
pertandingan bola Volley tingkat Kabupaten.
Kegiatan
warga yang lainnya adalah berburu. Binatang buruannya, seperti bajing dan
burung liar. Warga biasa berburu di hutan dsekitar desa. Mereka menggunakan
senapan angina dan senapan api untuk berburu.
Di desa ini aktifitas Karang Tarunanya
sangat aktif. Mereka sering mengadakan kegiatan-kegiatan, seperti penyuluhan
dan pertandingan bola Volley antar dusun sampai antar desa.
Di desa Jayaraksa terdapat 1 sekolah
dasar negeri yaitu SD 04 Beber yang terkenal dengan sekolah dasar volley. Hal
itu dikarenakan sekolah ini terkenal dengan kejuaraan volley yang selalu diraih
tiap tahunnya antar sekolah dasar se kabupaten Ciamis. Sekolah ini menerapkan
regenerasi bakat-bakat volley dengan cara menerapkan ekstra kurikuler volley
yang cukup ketat.
Posted By: KKN PPM STAI Putera Galuh Ciamis Tahun
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar